Sabtu, 27 Oktober 2007

rosela lagi




















bibit 2 bulan



kaliks dari bunga pertama

Rabu, 17 Oktober 2007

produk rosela






sore ini baru motret hal-hal baru tentang rosela. belum sempat menulis secara rapi tetapi ada gambar yang siap dinikmati. ada kaliks segar, kapsul biji, biji, kaliks kering, kaliks kering dalam produk teh Rosellakita. Selamat menikmati

Jumat, 07 September 2007

selai rosela australia

Selai rosela
Memorable Quotes: "What! You have Rosella Jam, How Wonderful! I haven't had it since I was a kid, here in Sydney they think I'm crazy when I ask for Rosella Jam, no-one knows what it is!" One ex-pat Queensland lady at the Royal Easter Show 2003.
Tasting Notes: A Super Tasty, chunky spread delicious smothered on thick white toast in the morning, or freshly baked bread. A new experience for Sydney Siders, Melbournians & Perth-verts, once a delicacy shared only in Queensland and the Northern Territory now for all of us to enjoy. Flavour is similar to Raspberry and Rhubarb, tart and certainly one to get those taste buds humming in the morning.
Natural History: Rosella Hibiscus sabdariffa is not really a native but has been adopted as a native in the tropics, having been there for thousands of years and originally thought to have been brought to our northern shores by Indonesian fisherman and travellers similar to the Northern Tamarind. Rosella grows on the fringes of Rainforest or tall forest and is often found behind sand dunes in the tropical north. There are several native Hibiscus closely related to the Rosella which are nearly as tasty, Native Rosella grows all around Kurrajong.
Left and Below Right are pictures of our Hibiscus Plantations. The flowers are actually the calyx or centre of the flower and contain a woddy seedpod which has to be removed by hand & then cleaned. The bottom picture shows one of 7 plantations that are contracted to our parent company The Wild Hibiscus Flower Company.
Rosella Jam is made from our b grade flowers that cannot be used in our legendary Wild Hibiscus Flowers in Syrup. These are typically broken or too large or small to fit perfectly in a champagne glass so are used to make this wonderfully tart jam.
Cultural History: Rosella has been spread throughout the world by travellers and people as it is endlessly versatile, used in tea, desserts, soups, chutneys, eaten fresh it is a good source of vitamin C and is used in many herbal remedies throughout the world. Originally it is thought to come from Sri Lanka but can now be found growing on every continent, proof of its wonderful flavour and appeal to people worldwide.
Although it is the same species there are many differences between the countries where it grows. The Australian variety is quite different to the New Guinea & Indonesian variety which are totally different to the Chinese variety even though they are all classed as Hibiscus sabdariffa!
Ingredients: Rosella Hibiscus sabdariffa (50%), Cane Sugar, Citrus Pectin.
Using Rosella Jam: Use on fresh bread or toast and anywhere you would like to add some super tasty raspberry or rhubarb highlights. Can be used in Chutneys and sauces for something different to the usual, mix with some bbq sauce or salsa and serve as a spicy chutney.
Made By: Kurrajong Native Foods
Storage: Up to 2 years as per best before date in a cool dry place. Regrigerate once open.
Other Rosella Creations: Wild Hibiscus Flowers in Syrup 14 & 20 flower sizes, Rosella Jam in 50g, 120g, 230g & 1100g jars.

bertanam rosela?

PENDAHULUAN
Tanaman Roselle ( Hibiscus Sabdarifta L. ) berasal darl India, orang India memanfaatkan seratnya dipakai sebagai bahan pembuatan tekstii. Pada Zaman dahulu, tanaman Roselle sudah dikenal oleh para petani di Indonesia namun mereka hanya mengkonsumsi bagian daun mudanya saja. Dewasa ini tanaman Roselle teiah tersebar di seluruh pelosok dunia yang beriklim panas.

Bunga Roselle memiliki keindahan biasanya dipakal sebagai tanaman hias out door seperti taman. tanaman pagar, tanaman hias in door berupa bunga rangkai. Bunga tanaman Ini ( kelopaknya ) selain mengandung Malic Acid yang rasanya segar dan berwarna menarik juga dapat diolah menjadi beberapa produk yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi, yaitu berupa sirup atau minuman segar, selai, manisan dan produk ini merupakan produk alami tanpa penambahan zat warna sehingga banyak digemari konsumen. Khasiat dari bunga Roselle ini adalah menurunkan tekanan darah tinggi, melancarkan peredaran darah, menghentikan batuk dan memperlancar buang air besar.

Tanaman ini berprospek bagus jika dikembangkan di Indonesia sehingga mampu mendongkrak perekonomian petani kecil.

SYARAT TUMBUHANsebagal tanaman berasal dari daerah sub tropis, roselle dapat tumbuh balk ditanam didataran rendah dengan penyinaran sinar matahari langsung.
Tanaman roseile secara umum dapat ditanam pada semua jenis tanah, asal tanah yang dipergunakan tersebut kaya akan humus, gembur dan mempunyai drainase balk dengan pH berkisar antara 6,5 - 7,5
TEKNIK BUDIDAYA
a. Persemaian
Persemaian tanaman roselle sebaiknya disemaikan langsung dengan bill, yaitu dengan cara biji direndam selama satu hari satu malam Ialu dipilih biji yang tenggelam dengan butiran - butiran yang balk.
Biji dapat langsung disemaikan setelah lahan diolah dan diairi.
Selain itu, persemalan dapat dilakukan secara tak langsung tanam, yaitu dengan penanaman di polybag terlebih dahulu.
b. Persiapan Jahan
Persiapan lahan dilakukan dengan pembajakan tanah secara membujur dan melintang. Tanah dicampur pupuk dasar berupa pupuk kandang,lahan dilarik dengan jarak antar larik 1,5 m
c. Penanaman
Penanaman dapat dilakukan dengan ditugal tiap lubang tanaman diisi 2 - 3 biji.
Penanaman Juga dapat dilakulkan dengan memindahkan bibit yang telah disemaikan di polybag dengan jumlah tanaman 1 - 2 bibit satu lubang tanaman.
d. Pemupukan
Pemupukan dilakukan saat sebelum tanam dengan pupuk kandang, pada umur 3 mst dan 7 - 8 mst dipupuk Urea sebanyak 30 - 40 gr tiap tanaman.e. Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit yang paling banya menyerang tanaman roselle antara lain- Hama kutu daun- Penyakit Phytopthora
f. PemeliharaanPenyiangan gulma dilakukan seiama pertumbuhan tanaman dengan frekuens sesuai kondisi di lapangan dengan membersMan rumput - rumput yang ada disekitar pertanaman.g. PanenTanaman roselle ini sejak umur 3 minggu setelah berbunga sudah dapat dipanen.
pemanenan dilakukan dengan menggunakan gunting, yaitu menggunting pangkai bunganya )alu buah bijinya dibuang dengan menusukkan pipa aluminium dipangkal kelopaknya.
Kemudian bunga dijemur selama 2 - 3 hari sampai kering, kelopak bunga kering siap dikemas atau dijual.
h. Produksi
Produksi tanaman roselle daiam keadaan normal tiap heklarnya mampu mencapai 2 - 3 ton kelopak bunga segar tanpa bili atau 200 375 kg kelopak bunga kering.
Kandungan gizi kelopak bunga segar tiap 100 gr sbb :- Protein : 1,145 gr- Lemak : 2,61 gr- Serat : 12 gr- Kalsium : 1,263 gr- Fosfor : 273.2 mg - Zat besi : 8,98 mg - Malic Acid : 3,31 %- Fruktosa : 0,82 %- Sukrosa : 0,24 %- Karotin : 0,029 %- Tiamin : 0,117 mg- Niasin :3,765 mg- Vitamin C : 280 mg
Analisis Output input Usahatani pada uji cobabudidaya Roselle di BTP TA. 2003 Komponen Biaya UT 1 ha (Rp) A. Sarana Produksi 1 . Benh 1 kg 20.000 2. Pupuk kandang 20 ton 500.000 3. Pupuk Buatan SP36 150 kg 262.500 KCL 150 kg 300.000 Urea 300 kg 450.000 4. Pupuk daun 311 3 7 .500 5. Pestisida 1 paket 350.000 Jumlah A 1.920.000 B. Tenaga Kerja 1. Pengolahan tanah 50 HOK 500.000 2. Penanaman 20 HOK 200.000 3. Penyulaman 10 HOK 100.000 4. Penyernprotan 20 HOK 200.000 5. Panen 30 HOK 3W000 Jumlah B 1.300.000 C. Biaya Total Produksi 3.220.000 D. Hasil ( kg ) 190 E. Harga Jual ( Rp 35000 F. Pendapatan 6.650.000 G. Keuntungan 3.430.000 H. RIC Ratio 2.07 I. BIC Ratio 1.07
Senin, 28 Mei 2007 - 15:11:41 - Umum

Kamis, 09 Agustus 2007

rosella


rosella, ada yang dibuat teh, selai, juice, sirup.....

sebenarnya seperti apa sih dia? yuk kita omongin di sini

cerita gambar

kelopak merah
mengamati
sudah tuakah?
di lereng gunung
mandi serbuksari

budidaya rosela







Rosela (Hibiscus sabdariffa)

Budidaya & Manfaat
Rosela merupakan tumbuhan semusim, jadi hanya mengalami satu kali masa produktif. Sebaiknya rosela ditanam secara khusus tanpa diselingi tanaman lain untuk mengoptimalkan hasil panen. Kelopak bunga rosela dimanfaatkan sebagai bahan makanan yakni sirup ,selai atau tambahan pada puding. Kelopak bunga rosela bermanfaat sebagai antioksidan karena kandungan vitamin C (asam askorbat) antosianin, serat dan protein. Selain itu bijinya dapat dijadikan minuman kesehatan seperti kopi dengan rasa yang khas dan nikmat.

Media Tanam
a. Lahan terbuka
Dibuat alur/bedengan setinggi 15-20 cm. Tanah diberi pupuk kandang 2kg/10 m2.
Jarak tanam 1 X 1 M. Jika tanah subur maka rosela umumnya tumbuh setinggi 2-3 m dan lebar tajuk 1-1,5 m.
b. Polibag/pot
Untuk lahan yang sangat terbatas bisa menggunakan polibag dengan hasil tanam yang terbatas, biasanya tinggi pohon hanya mencapai 40-70 cm. Media polibag juga dapat dijadikan media penyiapan benih hingga berumur 1 bulan (15-20 Cm).

Pembenihan (skala kecil/pemula)
Biji dibuat kecambah dengan cara direndam dalam air selama 24 jam
dan ditutup dengan kapas basah selama 2-3 hari
Tanamlah biji yang telah menjadi kecambah langsung pada lahan yang telah disiapkan atau polibag.
Basahi kapas setiap hari hingga semua biji berkecambah atau menyisakan biji tidak dapat berkecambah (biasanya sekitar 10 hari).
Cara ini mengurangi kemungkinan rusaknya buji oleh serangga tanah atau pembusukan jika ditanam langsung, cara ini kurang efektif untuk penanaman skala besar.

Perawatan
Umur 1-2 bulan tanaman diberi pupuk urea:NPK (4:3) 10-25 g/pohon.
Untuk penanganan hama (biasanya ulat daun, belalang, kutu) gunakan pestisida organik, bisa dibuat sendiri dengan menggunakan sambiloto (Andrographidis paniculata) dan daun mimba (Azadirachta indica),
caranya daun sambiloto dan mimba segar (atau kering) ditumbuk dan dicampur air (100 gram dalam 5 L air) disaring lalu disemprotkan ke seluruh bagian tanaman.
Pada saat rosela berbunga (umur 3-4 bulan) memerlukan air yang lebih sedikit dan sinar matahari yang cukup untuk memaksimalkan kualitas dan kuantitas bunga.

Panen dan Pascapanen
Kelopak rosela dapat dipanen saat biji telah tua (3-4 minggu) yang ditandai dengan kulit
pembungkus biji majemuk yang berwarna coklat dan sedikit terbuka/membelah. Pemetikan dilakukan dengan gunting atau pisau karena kelopak sulit dipetik dengan tangan tanpa bantuan alat, juga untuk menghindari rusaknya batang. Pemanenan dapat dilakukan 3-4 kali (selang 1-2 minggu) lalu jika tanaman sudah tak lagi berbunga dicabut dan diganti dengan pohon rosela yang baru.
Kelopak yang telah dipetik dikumpulkan dan dicuci dengan air bersih lalu dijemur pada pukul 9.00-11.00 atau 14-16.00 selama 3 hari. Kelopak yang berkualitas memiliki aroma sitrus yang khas saat telah kering dan saat direndam dengan air panas (1000C) warna merah dan rasa asamnya cepat larut. Setiap pohon dapat menghasilkan bunga 200-1000 gram kelopak basah atau 20-100 gram kelopak kering dan biji kering 2-3X bobot kelopak.

rosela

Pada 1922, tanah tandus sepanjang lintasan kereta api Indramayu, Jawa Barat, telah lama menyimpan kekuatan panasea luar biasa. Heyne kerap memandangi tanah itu pada musim hujan, saat hamparan kelopak bunga merah rosela mekar. Tak ada yang tahu sirnanya si kerabat bunga sepatu itu. Padahal, 244 tahun sebelumnya, M de L’Obel, botanis Belgia-Belanda telah menjumpainya sebagai tanaman hias rumah di Pulau Jawa. Setelah berabad-abad berkelana di dunia luar lantaran tak dihiraukan, kini si anak hilang itu kembali dengan khasiat bermanfaat bagi umat manusia.
Pada 1922, tanah tandus sepanjang lintasan kereta api Indramayu, Jawa Barat, telah lama menyimpan kekuatan panasea luar biasa. Heyne kerap memandangi tanah itu pada musim hujan, saat hamparan kelopak bunga merah rosela mekar. Tak ada yang tahu sirnanya si kerabat bunga sepatu itu. Padahal, 244 tahun sebelumnya, M de L’Obel, botanis Belgia-Belanda telah menjumpainya sebagai tanaman hias rumah di Pulau Jawa. Setelah berabad-abad berkelana di dunia luar lantaran tak dihiraukan, kini si anak hilang itu kembali dengan khasiat bermanfaat bagi umat manusia.
Ir Didah Nurfarida MSi, periset Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor menemukan kandungan antioksidan pada teh kelopak merah pada 2006. Jumlahnya 1,7 mmmol/prolox, lebih tinggi dibanding kumis kucing yang antioksidannya teruji klinis meluruhkan batu ginjal.
Jumlah a ntioksidan itu diperoleh dengan menggerus 3 kuntum rosela menjadi 1,5 g bubuk dan diberi air 200 ml. Hasilnya dimasukkan ke spektrofotometer. Alat itu menganalisis seluruh kandungan kimia berdasarkan panjang gelombang yang dibiaskan larutan.
Dengan adanya antioksidan, sel-sel radikal bebas yang merusak inti sel dapat dihilangkan, kata Didah. Itu sebabnya rosela memiliki efek antikanker. Yang paling berperan adalah antosianin. Antosianin pigmen tumbuhan berperan menjaga kerusakan sel akibat peyerapan sinar ultraviolet berlebih.
Antihipertensi Nun di Selandia Baru, John McIntosh meneliti kandungan antioksidan. Periset dari Institute of Food Nutrition and Human Health, Massey University, itu mengekstrak rosela dengan mengeringkan kelopak bunga pada suhu 50oC selama 36 jam. Tiga gram oseile rouge-sebutan rosela di Perancis-hasil pengeringan diencerkan dalam 300 ml air. Larutan itu dimasukkan ke tabung spektrofotometer. Hasilnya rosela mengandung 51% antosianin, sedangkan antioksidannya 24%.
Angka-angka itu kemudian digunakan Yun-Ching Chang dari Institute of Biochemistry and Biotechnology, Chung Shan Medical University, Taiwan. Periset itu menguji efektivitas antosianin rosela untuk penghambatan sel kanker darah atau leukemia. Ternyata, pigmen alami dari Hibiscus sabdariffa tak hanya menghambat pertumbuhan sel kanker HL-60, tetapi juga mematikannya. Dosis yang diberikan hanya 0-4 mg/ml rosela. Antosianin yang berpengaruh diberi nama delphinidin 3-sambubioside.
Riset-riset itu baru praklinis di laboratorium. Belum ada pembuktian efeknya langsung pada manusia. Namun, Zuraida merasakan langsung khasiat rosela menurunkan kadar darah tingginya yang diidap selama 15 tahun. Ibu 4 anak itu kerap pusing, mual, dan panas di kepala.
Lantaran menganggapnya sakit kepala biasa, mantan guru Biologi SMA 13 Jakarta itu hanya mengkonsumsi obat-obatan warung. Namun, lama-kelamaan nyeri kepala semakin parah. Seperti dipukul palu, katanya. Jika sudah begitu, ia tak sanggup berjalan lantaran kehilangan keseimbangan.
Penderitaan itu dialami selama 1 tahun. Hingga pada 1990 ia berkonsultasi ke ahli medis. Hasil didiagnosis Zuraida mengidap hipertensi. Itu lantaran sejak pensiun pola makannya tak teratur. Maklum, sebagai keturunan etnis Minangkabau, makanan pedas, bersantan, dan berlemak tinggi selalu terhidang di meja. Selama 15 tahun wanita kelahiran 16 Desember 1944 itu bergantung pada obat kimia resep dokter.
Akhir Januari 2006, saat berkunjung ke sebuah pameran, Zuraida disodori teh hangat berwarna merah. Tanpa mengetahui khasiatnya, Zuraida rutin mengkonsumsi teh vinagreira-rosela dalam bahasa Portugis-karena berasa kecut menyegarkan.
Setelah mengkonsumsi selama 1 bulan, nenek 3 cucu itu merasa lebih tenang lantaran kekakuan saraf dan ketegangan leher akibat hipertensi hilang. Merasa lebih bugar dan nyenyak tidur, Zuraida memeriksakan diri ke dokter. Tekanan darahnya turun 80 poin dari 200 mmHg menjadi 120 mmHg.
Teruji Khasiat kelopak zuring-sebutan rosela dalam bahasa Belanda-untuk hipertensi dibuktikan Abd Al-Aziz Sharaf dari Sudan Research Unit, Institute of African and Asian Studies. Seperti dikutip Planta Medical Journal pada 1962, kelopak rosela bersifat hipotensif-antihipertensi-dan antikejang pernapasan. Tiga puluh tujuh tahun kemudian, sifat antihipertensi itu diuji secara klinis oleh M. Haji Faraji dan A.H. Haji Tarkhani dari Shaheed Beheshti University of Medical Sciences and Health Services, Teheran, Iran. Sebanyak 54 pasien bertekanan darah tinggi di Tehran’s Shariati Hospital dihitung tekanan diastolik dan sistoliknya 15 hari sebelum dan sesudah pengujian.
Pasien diberi konsumsi secangkir teh seduhan 3 kuntum bunga rosela. Setelah 12 hari, nilai sistolik pasien rata-rata turun 11,2%, tekanan diastolik turun 10.7%. Namun, saat konsumsi rosela dihentikan 3 hari, tekanan sistolik meningkat 7,9%; diastolik 5,6%. Itu membuktikan rosela memang berkhasiat menurunkan tekanan darah tinggi.
Karena kandungannya banyak, maka faedahnya juga banyak, kata Dewani, herbalis di Lentengagung yang meracik rosela untuk pengidap asam urat, insomnia, hingga kolesterol.
Khasiat antikolesterol diteliti oleh Vilasinee Hirunpanicha, dari Department of Pharmacology, Faculty of Pharmacy, Mahidol University, Thailand. Periset itu menguji tikus berkolesterol tinggi. Selama 6 minggu, tikus yang dibagi menjadi 3 kelompok itu masing-masing diberi 1.000 mg dan 500 mg rosela per kilogram bobot tubuh, dan air mineral.
Hasilnya, serum kolesterol menurun 22% untuk ekstrak rosela 500 mg/kg dan 26% untuk 1.000 mg/kg bobot. Penurunan juga terjadi pada serum trigliserida sebanyak 33% dan 28% serta serum low density lipoprotein (LDL) level sebanyak 22% dan 32%.
Budak Afrika Setelah bibitnya dibawa ke seluruh dunia oleh budak Afrika yang bekerja di Indonesia, rosela mulai ditumbuhkan di Jamaika pada 1707. rosela dimakan mentah sebagai salad. Di sini rosela disuguhkan sebagai minuman tradisional saat natal. Caranya dicampur dengan irisan jahe dan gula, lalu dan ditaruh pada teko tembikar. Setelah itu didihkan dan diamkan semalam.
Disajikannya dengan es dan tambahan rum. Jus itu berasa, beraroma, dan berwarna mirip minuman anggur. Ternyata pohon yang pernah dilihat M de L’Obel di sebuah halaman rumah 344 tahun lalu, memiliki beragam khasiat dan kegunaan. Untunglah rosela kini kembali marak di Indonesia. Dengan begitu manfaat rosela yang dirasakan di Afrika juga bisa diperoleh di Indonesia. (Vina Fitriani).
Sumber : http://www.trubus-online.com/mod.php?mod=publisher&op=printarticle&artid=508